Membaca cepat tidak hanya
terkait dengan teknik mengenali
kata ataupun menghilangkan kebiasaan buruk yang menghambat Salah satu aspek yang sering dilupakan adalah sikap atau postur
tubuh ketika membaca.
Coba perhatikan berapa
banyak orang membaca sambil tiduran, membaca sambil duduk di kursi malas,
membaca terlalu dekat maupun posisi yang tidak tepat lainnya. Cara-cara seperti
ini menghambat kemampuan membaca cukup signifikan dan perlu diperbaiki jika ingin
menjadi pembaca yang lebih baik.
Membaca sambil tiduran
dengan sebuah tangan memegang buku dan tangan satunya sebagai alas kepala akan
membuat cepat lelah dan kesemutan. Selain itu posisi ini dalam jangka panjang
membuat mata rusak dan membuat proses membaca tidak efektif. Membaca sambil
duduk santai di kursi malas atau sofa yang terlalu nyaman membuat tubuh dalam
kondisi rileks berlebihan sehingga cenderung malas. Biasanya kecepatan baca
juga akan cenderung melambat.
Lantas posisi seperti apa yang terbaik ketika
membaca?
1.
Rileks namun siaga
Tubuh yang rileks
membantu penyerapan informasi yang lebih baik. Disamping itu sekaligus
meningkatkan konsentrasi dan kecepatan. Carilah tempat duduk yang nyaman, punggung tegak, dan leher dalam kondisi rileks. Hindari
kursi yang terlalu santai dan miring ke belakang karena cenderung merangsang
tubuh menjadi malas dan mengirim sinyal untuk membaca dengan santai. Jika Anda
memiliki meja kerja sendiri, tempatkan buku di atasnya persis seperti ketika
membaca di perpustakaan. Cara ini akan meringankan beban tangan dalam
membolak-balik halaman terlebih untuk buku yang tebal dan berat.
2.
Jarak antara mata dan tulisan
Membaca akan menjadi
lambat ketika mata sudah mulai lelah. Jika itu terjadi, cobalah keluar ruangan
sebentar dan pandanglah langit, gunung, bangunan atau benda apapun yang terjauh
yang dapat Anda lihat. Tutup mata Anda, tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan
sambil merasakan kehangatan dan kenyamanan yang menjalari tubuh.
Lakukan hal yang sering
diajarkan oleh para guru dan orangtua kita, jaga jarak yang baik antara mata dan tulisan. Jangan
terlalu dekat dan jangan terlalu jauh. Jarak yang terlalu dekat akan mengurangi
bidang pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Sedangkan jarak yang
terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan terlihat kabur. Jarak ideal
sekitar 30 cm kecuali jika mata Anda membutuhkan jarak pandang ideal yang
berbeda karena satu dan lain hal.
3.
Hindari gerakan tubuh yang tidak perlu
Pernahkah Anda menyadari
seseorang mengetuk-ngetukkan kaki ke lantai sambil membaca? Orang yang lain
mungkin menepuk-nepuk pulpen ke pipi. Gerakan tersebut merupakan respon alami
tubuh ketika sedang berpikir, menganalisa, gelisah, atau tidak yakin akan
sesuatu. Di sisi lain gerakan tersebut juga mengambil energi yang sebenarnya
bisa difokuskan untuk kegiatan membaca itu sendiri. Sadarilah gerakan-gerakan
tersebut dan hindari gerakan yang tidak perlu.
4.
Kerjasama dua tangan
Ketika kecepatan baca
mulai meningkat, kecepatan dan kerjasama kedua tangan dalam memegang buku,
mengarahkan mata untuk membaca tulisan, dan membolak-balik halaman menjadi
penting. Teknik menggunakan kedua tangan ini Insya Allah akan saya posting
dalam kesempatan berikutnya.
Secara sederhana, gunakan
tangan kiri untuk membuka atau menekuk buku
sehingga terbuka lebar dan mudah dibaca. Sedangkan tangan kanan berguna untuk menunjuk teks (pacing) untuk mengajak mata bergerak
lebih cepat. Ketika hampir menjelang akhir halaman, tangan kanan bersiap membalik ke halaman berikutnya dan
langsung membaca tanpa menghabiskan banyak waktu karena setiap detik berharga.
Jangan remehkan posisi
tubuh dalam membaca. Sikap tubuh akan menentukan apakah Anda membaca dengan
cepat dan efektif atau sebaliknya membuat Anda membaca dengan lambat dan kurang
bersemangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar